Bandara Internasional Kertajati (KJT): Gerbang Udara Masa Depan Jawa Barat
Bandara Internasional Kertajati (KJT) menjadi harapan baru transportasi udara Jawa Barat. Ini ulasan lengkap sejarah, fasilitas, hingga peran strategisnya.
Pendahuluan
Indonesia terus bergerak membangun infrastruktur modern, salah satunya di sektor transportasi udara. Di wilayah Jawa Barat, Bandara Internasional Kertajati (KJT) hadir sebagai mega proyek strategis nasional yang diharapkan mampu menjadi simpul konektivitas udara dan mendorong pertumbuhan ekonomi regional maupun nasional.
Terletak di Kabupaten Majalengka, Bandara Kertajati bukan hanya sekadar alternatif dari Bandara Husein Sastranegara Bandung, tetapi juga diproyeksikan sebagai hub internasional dan logistik terbesar kedua setelah Bandara Soekarno-Hatta.
Sejarah Pembangunan Bandara Kertajati
Gagasan membangun Bandara Internasional Kertajati sudah ada sejak era 2000-an. Pemerintah Provinsi Jawa Barat memandang pentingnya pengembangan bandara skala besar yang dapat melayani wilayah metropolitan Bandung, Cirebon, hingga Purwakarta dan sekitarnya.
Pembangunan dimulai pada tahun 2015 dan rampung secara bertahap. Bandara ini diresmikan dan mulai beroperasi secara terbatas pada Mei 2018. Proyek ini dikembangkan oleh PT BIJB (Bandara Internasional Jawa Barat), dengan dukungan dari pemerintah pusat, Kementerian Perhubungan, dan BUMN strategis.
Letak dan Akses Strategis
Bandara Internasional Kertajati (KJT) terletak di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, sekitar 170 km dari Jakarta dan 70 km dari Kota Cirebon. Bandara ini juga hanya sekitar 40 km dari akses Jalan Tol Cikopo–Palimanan (Cipali), membuat konektivitas darat sangat terbuka.
Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) yang terintegrasi langsung dengan bandara juga menjadi kunci penting dalam meningkatkan aksesibilitas dari wilayah Bandung Raya.
Fasilitas dan Kapasitas Bandara
Bandara Internasional Kertajati dibangun dengan spesifikasi internasional dan fasilitas modern, antara lain:
Terminal Penumpang seluas ±121.000 m², dengan kapasitas awal 5 juta penumpang per tahun.
Landasan pacu (Runway) sepanjang 3.000 meter dan lebar 60 meter, mampu melayani pesawat berbadan besar seperti Boeing 777 atau Airbus A350.
Taxiway dan Apron yang luas, dengan kapasitas parkir untuk lebih dari 18 pesawat.
Kargo dan logistik, dilengkapi fasilitas gudang dan jalur logistik yang terkoneksi.
Parkir kendaraan dengan kapasitas ribuan unit, serta gedung parkir bertingkat.
Layanan check-in, imigrasi, lounge eksekutif, duty free, food court, hingga mushola dan ruang medis.
Rute Penerbangan dan Maskapai
Awalnya, KJT hanya melayani beberapa penerbangan domestik seperti rute Kertajati–Medan, Kertajati–Balikpapan, dan Kertajati–Makassar. Namun, sejak beroperasi penuh dan dialihkannya beberapa penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke KJT, jumlah rute bertambah signifikan.
Maskapai yang beroperasi di KJT antara lain:
- Garuda Indonesia
- Citilink
- Lion Air
- Batik Air
- Super Air Jet
- AirAsia (untuk rute internasional ke Malaysia)
Rute internasional mulai dilayani terutama untuk umrah dan haji, menjadikan KJT sebagai bandara embarkasi alternatif di Jawa Barat.
Bandara Kertajati sebagai Embarkasi Haji dan Umrah
Kapasitas besar dan landasan panjang membuat KJT ideal sebagai bandara embarkasi haji. Sejak 2022, sebagian jamaah haji asal Jawa Barat diberangkatkan langsung dari Kertajati. Hal ini sangat membantu mengurangi beban Bandara Soekarno-Hatta dan memberikan kenyamanan bagi calon jamaah dari wilayah timur Jawa Barat.
Bahkan, penerbangan umrah reguler ke Jeddah dan Madinah sudah menjadi bagian rutin dari operasional KJT, menunjukkan kesiapan bandara ini untuk penerbangan jarak jauh internasional.
Konektivitas dan Transportasi Pendukung
Untuk mendukung konektivitas, berbagai moda transportasi kini tersedia ke dan dari KJT:
- Bus Damri dan shuttle travel dari Bandung, Cirebon, Sumedang, Majalengka, dan Purwakarta.
- Taksi dan ride-hailing yang tersedia langsung di bandara.
- Akses tol Cisumdawu yang mempercepat perjalanan dari Bandung ke bandara (±1,5 jam).
- Rencana ke depan juga termasuk integrasi dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dengan koneksi feeder ke Bandara Kertajati.
Tantangan dan Kritik
Meski dibangun dengan visi besar, Bandara Internasional Kertajati sempat mengalami tantangan besar:
- Jarak dari pusat kota Bandung yang dinilai terlalu jauh oleh sebagian masyarakat.
- Minimnya rute penerbangan di awal operasi, membuat bandara sempat sepi dan disebut “bandara hantu”.
- Aksesibilitas yang terbatas sebelum selesainya tol Cisumdawu, membuat pengguna enggan berpindah dari Husein Sastranegara.
Namun, seiring perbaikan akses dan peralihan penerbangan, trafik penumpang di KJT kini terus meningkat.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Kehadiran Bandara Internasional Kertajati berdampak signifikan bagi daerah:
- Peningkatan investasi di kawasan Majalengka dan sekitarnya.
- Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Aerocity Kertajati, yang dirancang menjadi pusat industri, logistik, dan perhotelan.
- Penyerapan tenaga kerja dari masyarakat lokal, baik langsung di bandara maupun sektor pendukungnya.
- Pertumbuhan sektor pariwisata, karena wisatawan domestik dan internasional lebih mudah menjangkau destinasi wisata di Jawa Barat bagian timur.
- Bandara Kertajati dalam Peta Strategis Nasional
- Bandara Kertajati menjadi bagian penting dari jaringan transportasi udara nasional yang mendukung visi Indonesia sebagai poros maritim dan udara dunia. Ke depan, KJT diproyeksikan:
- Menjadi bandara kargo ekspor-impor Jawa Barat terbesar.
- Menjadi alternatif utama untuk penerbangan jarak jauh internasional.
- Mendukung pertumbuhan wilayah metropolitan Rebana (Cirebon-Patimban-Kertajati) sebagai pusat ekonomi baru Jawa Barat.
Potensi Masa Depan dan Pengembangan Jangka Panjang
Pemerintah memiliki rencana besar untuk KJT, antara lain:
- Pengembangan terminal tahap kedua, dengan target kapasitas 18 juta penumpang per tahun.
- Bandara Kargo Internasional, dengan sistem logistik terintegrasi dari kawasan industri Majalengka, Subang, dan Karawang.
- Pembangunan Aerocity seluas 3.480 hektar, sebagai pusat bisnis, MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition), hotel, dan pergudangan.
- Digitalisasi layanan bandara, menjadikan KJT sebagai salah satu smart airport pertama di Indonesia.
Perbandingan KJT dengan Bandara Lain
| Aspek | Bandara Kertajati (KJT) | Bandara Husein Sastranegara | Soekarno-Hatta (CGK) |
|---|---|---|---|
| Lokasi | Majalengka, Jabar | Bandung | Tangerang |
| Panjang Runway | 3.000 meter | ±2.200 meter | 3.600 meter |
| Kapasitas Penumpang | 5 juta (tahap awal) | 3 juta | 60 juta+ |
| Target Fungsi | Regional + Internasional | Domestik + terbatas | Internasional utama |
| Area Lahan | ±1.800 hektar | ±150 hektar | ±1.800 hektar |
Kritik dan Solusi Pemerintah
Kritik terhadap KJT yang muncul sejak awal operasional tidak diabaikan. Pemerintah telah melakukan beberapa solusi:
- Mendorong relokasi sebagian penerbangan domestik dari Bandung ke KJT untuk memaksimalkan utilisasi.
- Mempercepat penyelesaian Tol Cisumdawu sebagai akses utama.
- Memberikan subsidi rute penerbangan bagi maskapai agar tetap beroperasi dari KJT.
- Mendorong promosi wisata daerah agar KJT menjadi pintu masuk bagi turis mancanegara.
Testimoni Penumpang dan Maskapai
Sebagian penumpang mulai merasakan kenyamanan di KJT:
“Bandara Kertajati sangat luas, bersih, dan tidak terlalu ramai. Saya lebih nyaman berangkat umrah dari sini,” – Asep (Jamaah asal Garut).
Maskapai juga mengapresiasi infrastruktur KJT:
“Dengan fasilitas runway Kertajati yang panjang, kami bisa mengoperasikan pesawat wide-body langsung ke Timur Tengah,” – Perwakilan Lion Air Group.
Kesimpulan
Bandara Internasional Kertajati (KJT) adalah proyek infrastruktur ambisius yang kini mulai menunjukkan hasil nyata. Meskipun menghadapi tantangan di awal, kehadirannya menjadi harapan baru bagi konektivitas udara Jawa Barat dan pertumbuhan ekonomi kawasan Rebana Metropolitan.
Dukungan akses yang makin membaik, pemanfaatan sebagai embarkasi haji, dan ekspansi penerbangan domestik-internasional menunjukkan bahwa KJT akan menjadi salah satu bandara strategis Indonesia dalam dekade mendatang.
#BandaraKertajati #KJT #BandaraInternasional #JawaBarat #TransportasiUdara #BandaraIndonesia #InfrastrukturNasional #PenerbanganIndonesia #AerocityKertajati #KJTAirport
